Pengrajin Jakbar Minta Impor Kerajinan di Batasi

Paragraf berikut ini merangkum karya para ahli
yang benar-benar akrab dengan semua aspek
. Heed saran mereka untuk menghindari kejutan
.
JAKARTA - Pengrajin di wilayah Jakarta Barat meminta pemerintah kota agar membuat aturan mengenai pembatasan masuk kerajinan impor. Hal itu disebabkan karena maraknya barang kerajinan impor asal India, Vietnam atau Thailand, seperti tas, baju, sepatu atau souvenir di pasaran.

"Sekarang sangat banyak kerajinan asal negara-negara itu di pasaran Indonesia sehingga pemerintah harus segera membuat aturan mengenai pembatasan masuk. Kalau tidak, kami bisa mati," kata Maya, salah seorang pengrajin mutiara saat ditemui okezone di Jakarta Craft Festival 2011 di Mal Puri Indah, Jakarta Barat, Jumat (10/6/2011).

Proteksi pengrajin asli Indonesia itu, menurut Maya, juga dibutuhkan agar tetap tercipta lapangan kerja bagi masyarakat. "Kalau ada usaha, otomatis kan dibutuhkan tenaga kerja. Hal itu kan bisa mengurangi pengangguran," ujar dia lagi.

Selain itu, Maya juga berharap agar Pemerintah Kota Jakarta Barat juga lebih sering menggelar pameran kerajinan, sebagai wadah promosi bagi para pengrajin. Sebagai pengusaha kecil yang memiliki keterbatasan modal, Dia menilai para pengrajin tidak akan kuat jika harus berpromosi sendiri tanpa dorongan pemerintah.

"Dana kami tidak banyak, kalau disuruh promosi sendiri tidak akan kuat. Jadi pemerintah harus lebih sering mengadakan pameran karena biasanya di pameran yang diadakan pemerintah, kami bisa menyewa stan dengan gratis. Malah kalau bisa pameran digelar tiga atau empat kali dalam setahun," ucapnya

Anda tidak dapat mempertimbangkan semua yang anda hanya membaca untuk menjadi informasi penting tentang
. Tapi jangan heran jika Anda menemukan diri Anda mengingat dan menggunakan informasi ini sangat dalam beberapa hari mendatang.

Salah seorang pengrajin tas lokal juga mengatakan hal sama, Indri Sowita. Ia berharap pemerintah bisa memproteksi para pengrajin lokal dari serbuan barang kerajinan impor dengan cara membatasi jumlah barang kerajinan yang masuk. "Misalnya kerajinan luar hanya 15-20 persen. Sisanya lokal. Jadi pengrajin lokal bisa tetap jadi raja di negara sendiri," ujar Kusuma.

Menanggapi kritikan para pengrajin itu, Kepala Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jakarta Barat, Muhammad Adiah memiliki pendapat lain. Ia mengatakan, produk lokal memiliki kekhasan sendiri sehingga tidak mungkin kalah dari produk impor.

"Jadi para pengrajin seharusnya tidak usah khawatir," kata Adiah.

Adiah menambahkan, produk lokal selama ini juga telah memiliki pasar sendiri yang fanatik, sehingga tidak akan pernah kehabisan pesanan. Ia juga membantah jika pemerintah tidak memproteksi dan mempromosikan hasil kerajinan lokal. Bahkan, terang dia, pemerintah sudah melakukan pembinaan dan promosi yang cukup gencar ke luar daerah.

"Beberapa waktu lalu kami baru saja mengajak pengrajin ke Nusa Tenggara Barat untuk pameran. Kalau disebut jarang promosi, dalam setahun kami bisa empat kali mengadakan pameran. Hanya nama saja yang berbeda-beda, tukasnya.

(and)

Sekarang Anda bisa mengerti mengapa ada minat yang tumbuh di
. Ketika orang mulai mencari informasi lebih lanjut tentang
, Anda akan berada dalam posisi untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar