Pemilihan KSAD Pertaruhan Baru SBY

Artikel berikut mencakup topik yang baru saja pindah ke tengah panggung - setidaknya tampaknya begitu. Jika Anda sudah berpikir Anda perlu tahu lebih banyak tentang hal itu, inilah kesempatan Anda.
Jika fakta
Anda out-of-date, bagaimana yang mempengaruhi tindakan dan keputusan? Pastikan Anda tidak membiarkan slip
informasi penting oleh Anda.

JAKARTA - Pengamat Politik dari Lembaga Pengkajian Demokrasi dan Negara Kesejahteraan (Pedoman) Fadjroel Rahman menilai terpilihnya Letjen TNI Pramono Edhie Wibowo sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal George Toisutta merupakan ujian baru bagi kredibilitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
 
Dengan terpilihnya Pramono yang juga adik ipar Presiden, semakin membuat publik ingin menguji apakah Pramono terpilih karena keahliannya atau karena hubungan keluarga dengan Presiden.
 
œKasusnya lebih kuat kalau begitu. Publik ingin membuktikan bukan karena nepotisme, harapan publik ingin mengetes dia hasil nepotisme atau betul-betul berdasarkan prestasi, ujar Fadjroel kepada okezone, Rabu (29/6/2011).
 
Sepanjang tidak nepotisme, lanjutnya, publik pasti bisa menerima Pramono sebagai KSAD yang baru. Namun, bila dalam melaksanakan tugasnya Pramono tidak baik, maka jangan salahkan publik bila menyalahkan SBY sebagai pihak yang memilih.
 
œKalau ternyata tidak ada yang lebih baik di antara yang lain publik harus menerima. Bila prestasi kurang menonjol dibanding yang sebelumnya, publik akan menyalahkan SBY, publik akan menyalahkan Pramono Edhie Wibowo juga, itu berarti dia jadi KSAD karena kakak ipar, tegasnya.
 
Terkait tudingan membangun dinasti politik oleh keluarga SBY, menurut Fadjroel, hal tersebut harus dihindari terlebih bila ke depan Pramono akan dicetak untuk menjabat sebagai presiden.  
 
œIni harus dihindarkan (dinasti politik), memang ini tidak bisa terhindarkan adanya dinasti politik. Amerika juga ada, yang seperti itu, tapi Amerika bisa menerima karena testing secara profesional, paparnya.  
 
Lebih lanjut, Fadjroel mengatakan bila ke depan Pramono berniat mencalonkan diri menjadi presiden, maka Partai Demokrat harus melakukan konvensi.
 
œUntuk membuktikan kunci demokrasi dari kekuasaan berdasarkan prestasi, lolos testing dari prestasi. Jika ingin maju tujuannya Partai Demokrat harus mengadakan konvensi, melepas tuduhan dinasti politik yang kuat tersebut, tandasnya.

(abe)

Kadang-kadang sulit untuk memilah-milah semua rincian yang terkait dengan hal ini, tapi aku positif Anda tidak akan kesulitan untuk memahami informasi yang disajikan di atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar