JAKARTA - Aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Solo, Jawa Tengah menunjukkan kegagalan pemerintah menjamin keamanan masyarakat. Badan Intelijen Negara (BIN) kini jadi sorotan. Hal ini disampaikan Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane. IPW menilai terulangnya kembali teror bom menunjukkan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono gagal membenahi kinerja intelijen dan sistem keamanan di Indonesia. Anda tidak dapat mempertimbangkan semua yang anda hanya membaca untuk menjadi informasi penting tentang
. Tapi jangan heran jika Anda menemukan diri Anda mengingat dan menggunakan informasi ini sangat dalam beberapa hari mendatang.
"Berkaitan dengan akan adanya reshuffle kabinet, IPW juga berharap SBY mengevaluasi kinerja Kepala BIN Sutanto dan menggantinya dengan figur baru yang profesional dalam meningkatkan kinerja dan deteksi intelijen," kata Neta dalam siaran pers yang diterima okezone, Minggu (25/9/2011) malam. Selain itu, IPW juga berharap Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengevaluasi kinerja Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri termasuk Kapolda Jawa Tengah. "Meletusnya kembali kerusuhan Ambon adalah gambaran buruk dari kinerja Intelkam Polri, dan ketidakmampuan Intelkam Polri terulang kembali dalam kasus bom di Solo," ujar Neta. Sebelumnya Presiden SBY juga menyinggung kinerja aparat keamanan termasuk intelijen. Dalam jumpa pers kemarin petang di Kantor Presiden Jakarta, Presiden meminta aparat keamanan melakukan evaluasi internal menyusul terjadinya bom bunuh diri. "Ancaman ini riil. Kalau saya, pemerintah pihak kepolisian terus ingatkan ancaman terorisme ini bukan mengada-ada, tapi juga didorong oleh tanggung jawab intelijen tentang ancaman ini," kata SBY.
(fer)
"Berkaitan dengan akan adanya reshuffle kabinet, IPW juga berharap SBY mengevaluasi kinerja Kepala BIN Sutanto dan menggantinya dengan figur baru yang profesional dalam meningkatkan kinerja dan deteksi intelijen," kata Neta dalam siaran pers yang diterima okezone, Minggu (25/9/2011) malam. Selain itu, IPW juga berharap Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengevaluasi kinerja Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri termasuk Kapolda Jawa Tengah. "Meletusnya kembali kerusuhan Ambon adalah gambaran buruk dari kinerja Intelkam Polri, dan ketidakmampuan Intelkam Polri terulang kembali dalam kasus bom di Solo," ujar Neta. Sebelumnya Presiden SBY juga menyinggung kinerja aparat keamanan termasuk intelijen. Dalam jumpa pers kemarin petang di Kantor Presiden Jakarta, Presiden meminta aparat keamanan melakukan evaluasi internal menyusul terjadinya bom bunuh diri. "Ancaman ini riil. Kalau saya, pemerintah pihak kepolisian terus ingatkan ancaman terorisme ini bukan mengada-ada, tapi juga didorong oleh tanggung jawab intelijen tentang ancaman ini," kata SBY.
(fer)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar