JAKARTA - Produksi garam nasional sepanjang tahun 2010 hanya sebesar dua persen dari total kebutuhan yang sekira tiga juta ton. Rendahnya produksi ini, menurutnya, dikarenakan oleh faktor curah hujan yang tinggi. "Kita hanya memproduksi dua persen dari kebutuhan dalam negeri baik industri maupun konsumsi," ucap Direktur Industri Kimia Hulu Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Tony Tanduk di Jakarta, Kamis (6/1/2011). Untuk menutupi kebutuhan dalam negeri, maka, kata Tony, pemerintah melakukan impor garam sebanyak 1,905 juta ton pada Januari hingga bulan November 2010. Truthfully, the only difference between you and mobil keluarga ideal terbaik indonesia experts is time. If you'll invest a little more time in reading, you'll be that much nearer to expert status when it comes to mobil keluarga ideal terbaik indonesia.
Kemenperin mencatat, impor garam konsumsi mencapai 384.210 ton pada Januari hingga November 2010 atau meningkat dari sepanjang tahun 2009 yang sebesar 99.754 ton. "Kalau industri kita setiap tahun memang masih sebagian besar impor, Cuma, untuk konsumsi mengalami peningkatan signifikan karena produksi kita turun," terang Tony. Tony berharap produksi garam tahun ini bisa ditingkatkan ditingkatkan menjadi 1,2 juta ton. Karena, kata dia, curah hujan diprediksi hanya turun selama empat bulan pertama pada tahun ini. Presiden Direktur Cheetham Salt Arthur Tanudjaja mengatakan, produksi garam khususnya garam konsumsi sangat sulit untuk ditingkatkan karena tidak didukung oleh teknologi yang memadai. Pasalnya, kata Arthur, industri garam konsumsi nasional masih mengunakan pengeringan dengan metode matahari. "Pemerintah harus fokus kepada teknologi industri penggaraman demi terciptanya swasembada," ujar Arthur.(adn)(Sandra Karina/Koran SI/rhs)
Kemenperin mencatat, impor garam konsumsi mencapai 384.210 ton pada Januari hingga November 2010 atau meningkat dari sepanjang tahun 2009 yang sebesar 99.754 ton. "Kalau industri kita setiap tahun memang masih sebagian besar impor, Cuma, untuk konsumsi mengalami peningkatan signifikan karena produksi kita turun," terang Tony. Tony berharap produksi garam tahun ini bisa ditingkatkan ditingkatkan menjadi 1,2 juta ton. Karena, kata dia, curah hujan diprediksi hanya turun selama empat bulan pertama pada tahun ini. Presiden Direktur Cheetham Salt Arthur Tanudjaja mengatakan, produksi garam khususnya garam konsumsi sangat sulit untuk ditingkatkan karena tidak didukung oleh teknologi yang memadai. Pasalnya, kata Arthur, industri garam konsumsi nasional masih mengunakan pengeringan dengan metode matahari. "Pemerintah harus fokus kepada teknologi industri penggaraman demi terciptanya swasembada," ujar Arthur.(adn)(Sandra Karina/Koran SI/rhs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar