VIVAnews - Juru Bicara Partai Hati Nurani Rakyat, RJ Soehandoyo, melihat tak pada tempatnya Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan pernyataan ada upaya menggoyang pemerintahannya seperti disampaikan dalam Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat Minggu 6 Desember 2009 kemarin. Soehandoyo berharap, sikap SBY lebih bijaksana, bukan justru memecah-belah. "Presiden sebagai bapak bangsa seharusnya bisa lebih wise (bijaksana)," ujar Soehandoyo dalam pembicaraan dengan VIVAnews melalui telepon, Senin 7 Desember 2009. Soehandoyo melihat, SBY mungkin mendapat laporan dari intelijen, "yang mungkin menyeramkan." Dan SBY lalu merespons secara berlebihan. "Justru dengan menyatakan seperti itu, yang muncul perpecahan," kata mantan Juru Bicara Kejaksaan Agung itu. Kalau pun benar ada upaya instabilitas itu, kata Soehandoyo, belum tepat SBY sendiri yang bicara. "Kan masih ada Menko Polkam, masih ada Menhan, masih ada Menkominfo," ujar Soehandoyo. Think about what you've read so far. Does it reinforce what you already know about news? Or was there something completely new? What about the remaining paragraphs?
Ketakutan SBY itu berlebihan karena jika melihat Panitia Khusus Angket Kasus Bank Century yang sekarang lagi panas, ketakutan itu bisa sirna. Panitia Angket dipimpin oleh politisi Golkar, Idrus Marham, yang bersekutu dengan pemerintahan SBY. "Dengan Idrus di sana, menunjukkan penyelesaian Kasus Century ini tidak akan sampai pada investigasi mendalam. Jadi sebetulnya, SBY tidak perlu panik," kata Soehandoyo. Sikap Hanura sendiri yang beroposisi, juga tidak bertendensi pada penjatuhan SBY. "Hanura itu sikapnya mengutamakan hati nurani dan kejujuran. Niat kami hanya pengungkapan kebenaran," kata Soehandoyo. Kemarin, Susilo Bambang Yudhoyono selaku kepala negara merasa sedang dalam cobaan luar biasa terkait kasus Bank Century. Ia merasa difitnah dengan tudingan menerima aliran dana penyelamatan Bank Century. "Akal sehat saya mengatakan, perilaku politik seperti ini ingin mendiskreditkan, menggoyang, ingin menjatuhkan SBY dan pemerintahan," kata SBY di hadapan peserta Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) III Partai Demokrat di Senayan, Jakarta, Minggu, 6 Desember 2009. Dan dalam jangka panjang, kata SBY, rumor yang terus dihembuskan seperti itu dapat menghancurkan reputasi dan nama baik Partai Demokrat di hadapan masyarakat. "Agar pemilu 2014 Partai Demokrat dilupakan dan kalah total, itu yang saya dapatkan dari renungan saya," kata SBY yang juga ketua dewan pembina Partai Demokrat. ¢ VIVAnews
Ketakutan SBY itu berlebihan karena jika melihat Panitia Khusus Angket Kasus Bank Century yang sekarang lagi panas, ketakutan itu bisa sirna. Panitia Angket dipimpin oleh politisi Golkar, Idrus Marham, yang bersekutu dengan pemerintahan SBY. "Dengan Idrus di sana, menunjukkan penyelesaian Kasus Century ini tidak akan sampai pada investigasi mendalam. Jadi sebetulnya, SBY tidak perlu panik," kata Soehandoyo. Sikap Hanura sendiri yang beroposisi, juga tidak bertendensi pada penjatuhan SBY. "Hanura itu sikapnya mengutamakan hati nurani dan kejujuran. Niat kami hanya pengungkapan kebenaran," kata Soehandoyo. Kemarin, Susilo Bambang Yudhoyono selaku kepala negara merasa sedang dalam cobaan luar biasa terkait kasus Bank Century. Ia merasa difitnah dengan tudingan menerima aliran dana penyelamatan Bank Century. "Akal sehat saya mengatakan, perilaku politik seperti ini ingin mendiskreditkan, menggoyang, ingin menjatuhkan SBY dan pemerintahan," kata SBY di hadapan peserta Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) III Partai Demokrat di Senayan, Jakarta, Minggu, 6 Desember 2009. Dan dalam jangka panjang, kata SBY, rumor yang terus dihembuskan seperti itu dapat menghancurkan reputasi dan nama baik Partai Demokrat di hadapan masyarakat. "Agar pemilu 2014 Partai Demokrat dilupakan dan kalah total, itu yang saya dapatkan dari renungan saya," kata SBY yang juga ketua dewan pembina Partai Demokrat. ¢ VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar