.
DOHA - Belum juga digelar, Piala Dunia 2022 sudah menuai permasalahan. Sejumlah jurnalis olahraga asal Afrika mengaku bebas melakukan peliputan persiapan Qatar, sebagai tuan rumah, namun tidak berlaku bagi pewarta asal Swiss. Sejatinya, awak media massa memang diberikan legalitas untuk melakukan peliputan sebelum hingga sesudah perhelatan akbar sepakbola empat tahunan tersebut. Urung ditemukan penyebabnya, permasalahan muncul ketika jurnalis Radio Television Suisse (RTS) harus berurusan dengan pihak berwajib. Seorang reporter RTS Christophe Cerf dan juru kamera Yvan Thorimbert ditahan pada 1 April lalu, lantaran mengambil gambar untuk sebuah program persiapan Piala Dunia Qatar. Namun anehnya, seorang jurnalis asal Ghana justru mengungkapkan, dirinya bisa dengan leluasa meliput sejumlah pertandingan. Semakin banyak informasi otentik tentang
Anda tahu, semakin banyak orang mungkin adalah untuk mempertimbangkan Anda ahli
. Baca terus untuk fakta
bahkan lebih yang Anda dapat berbagi.
Saya tidak mengakui adanya pemilihan media barat di Qatar, seperti yang sedang ramai dibicarakan. Mungkin ada insiden lain yang terjadi pada jurnalis dari Swiss, ujar Kofi Addae. Saya sudah meliput beberapa pertandingan di Qatar dan berkeliling menyusuri (ibukota) Doha, tanpa mengalami masalah apapun. Jadi, saya terkejut dengan pemberitaan itu. Banyak jurnalis yang sudah meliput di Qatar dan jika satu insiden muncul, maka dipastikan tidak terkait dengan penyelenggaraan Piala Dunia 2022. Di Qatar, media massa benar-benar diberi kebebasan, tegasnya, dikutip dari afrikansoccer.com, Kamis (21/4/2011). Sementara itu, redaktur olahraga RTS Massimo Lorenzi mengklaim pihak kepolisian setempat sudah melakukan pelanggaran terhadap kebebasan pers. Tindakan sewenang-wenang pihak kepolisian Qatar merupakan pelanggaran serius terhadap kebebasan pers, imbuhnya. (far)
Anda tahu, semakin banyak orang mungkin adalah untuk mempertimbangkan Anda ahli
. Baca terus untuk fakta
bahkan lebih yang Anda dapat berbagi.
Saya tidak mengakui adanya pemilihan media barat di Qatar, seperti yang sedang ramai dibicarakan. Mungkin ada insiden lain yang terjadi pada jurnalis dari Swiss, ujar Kofi Addae. Saya sudah meliput beberapa pertandingan di Qatar dan berkeliling menyusuri (ibukota) Doha, tanpa mengalami masalah apapun. Jadi, saya terkejut dengan pemberitaan itu. Banyak jurnalis yang sudah meliput di Qatar dan jika satu insiden muncul, maka dipastikan tidak terkait dengan penyelenggaraan Piala Dunia 2022. Di Qatar, media massa benar-benar diberi kebebasan, tegasnya, dikutip dari afrikansoccer.com, Kamis (21/4/2011). Sementara itu, redaktur olahraga RTS Massimo Lorenzi mengklaim pihak kepolisian setempat sudah melakukan pelanggaran terhadap kebebasan pers. Tindakan sewenang-wenang pihak kepolisian Qatar merupakan pelanggaran serius terhadap kebebasan pers, imbuhnya. (far)
. OK, mungkin bukan pakar. Tapi Anda harus memiliki sesuatu untuk membawa ke meja waktu berikutnya Anda bergabung dengan diskusi tentang
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar