Metrotvnews.com, Jakarta: Asia merupakan benua yang eksotik dan penuh misteri. Demikianlah setidaknya anggapan dari sebagian orang di belahan dunia barat. Menurut mereka, Asia penuh keunikan, misteri, hal-hal menarik dan berbeda yang tak akan pernah mereka temui di belahan dunia mereka. Keindahan dan eksotika Asia, begitu memukau dunia barat, sehingga tak heran apabila mereka seringkali kerap berkunjung dan menikmati keindahan Asia. Namun tak semata-mata keindahan alam Asia saja yang menarik untuk dinikmati. Banyak pula mereka yang kagum akan keindahan budaya Asia. Dan inilah sebagian kecil dari eksotika Asia, tradisi pernikahan ala Asia dari beberapa negara besar Asia. Negeri Matahari Terbit Eksotika yang pertama ini dipersembahkan oleh negeri matahari terbit, atau yang juga kita kenal sebagai negara Jepang. Jika mungkin di negara kita, warna ungu dikenal sebagai 'warna janda', berbeda halnya dengan di sana. Pada acara pernikahan, pengantin Indonesia tak akan mau mengenakan baju pengantin berwarna ungu, kebanyakan mereka memilih warna putih, atau nuansa kebaya aneka warna, dan yang jelas bukan ungu. Namun, Jepang menganggap ungu, sebagai warna penuh cinta, di mana pada upacara pernikahan tradisional, mempelai wanita akan memilih sebuah kimono sutra bernuansakan warna ungu dengan corak bunga di atasnya. Upacara pernikahan kemudian dilakukan dalam tradisi Shinto, yang mana 'Kami', dewa tertinggi Shinto memberikan berkat pada kedua mempelai untuk menempuh hidup baru sebagai pasangan suami istri. Naga dan Burung Phoenix Dalam tradisi Chinese kuno, keluarga mempelai laki-laki menyerahkan seekor babi bakar utuh kepada keluarga mempelai. Tradisi seserahan tersebut juga sebagian masih dilakukan oleh keturunan Tionghoa yang ada di Indonesia, walaupun mungkin beberapa prasyarat diperingan. Jika Jepang memilih warna ungu, Chinese memilih warna merah sebagai simbol keberuntungan, cinta dan kebahagiaan. Pada gaun pernikahan mereka, tak ada rimple atau manik-manik dari mutiara. Namun adalah seekor burung phoenix, bunga krisan, dan peonies (keluarga mawar) yang diaplikasikan dalam warna keemasan pada gaun pengantin wanita sebagai simbol kemakmuran dan keberuntungan. Dan pada gaun pengantin pria, disematkan jas sutera hitam dengan bordiran naga yang tampak gagah di sepanjang baju pengantin. Dan uniknya, dalam tradisi pernikahan Chinese ini selalu diwarnai oleh kemeriahan suara petasan yang digantung di seutas tali panjang di depan pintu rumah. Konon, tradisi tersebut dilakukan untuk mengusir roh jahat yang hendak mengganggu upacara pernikahan mereka. Suara petasan yang menderu-deru membuat roh jahat takut dan enggan mendekat. Korea dan Keberuntungan Beda negara, beda tradisi pula. Di Korea, dalam tradisi kunonya, pasangan tak bisa menikah tanpa melewati peramal masa depan terlebih dahulu. Jadi setelah mereka berpacaran, calon pengantin pria akan memberikan seserahan terlebih dahulu. Kemudian, tiba harinya mereka menemui kung-hap, seorang peramal, yang akan melihat masa depan kedua calon mempelai. Jika toh masa depan yang dilihat buruk, kung-hap akan mencari jalan penyelesaian agar pasangan tetap bisa menjalankan pernikahan. Dengan catatan, keluarga mau menerima dan menjalankan semua prasyarat. Namun jika keluarga keberatan dan tak ingin melanjutkan pernikahan, maka pertunangan akan sampai di situ saja. Most of this information comes straight from the news pros. Careful reading to the end virtually guarantees that you'll know what they know.
Kepercayaan orang Korea terhadap keberuntungan cukup besar, untuk itu mereka yang diramalkan akan hidup bahagia kelak akan menggelar pesta pernikahan besar-besaran. Bahkan konon tradisi pernikahan ala Korea memakan biaya kurang lebih US$ 40 ribu, seperti dikutip dari world wedding traditions. Tiga hari lamanya Dari Korea, kita beralih ke Filipina. Dalam tradisi kuno Filipina, calon pengantin pria akan melempar dan menancapkan tombak di depan rumah calon pengantin wanita. Hal ini dimaksudkan sebagai pertanda bahwa ia telah mengungkapkan isi hatinya, dan meminang sang gadis menjadi istrinya. Dengan demikian, pria lain tak diperbolehkan untuk mengganggu hubungan mereka. Upacara pernikahan tidak dilakukan hanya sehari saja, tetapi orang Filipina kuno mengadakan upacara pernikahan tiga hari lamanya. Saat mengucap janji nikah, tangan mereka akan diikat oleh sebuah pita atau tali, yang melambangkan mereka sudah dipersatukan dan tak ada yang boleh memisahkan. Sayangnya saat ini tak banyak yang melakukan tradisi ini karena kebanyakan orang Filipina melakukan tradisi Katolik. Hidup baru dimulai dengan susu dan air Inilah yang dilakukan dalam tradisi India. Kedua calon pengantin akan dikurung di dalam rumah dan tak diperbolehkan bertemu menjelang beberapa hari pernikahan mereka. Jika mereka memaksa bertemu, maka hal tersebut adalah pertanda buruk yang akan membawa kesialan bagi mereka. Pada saat upacara pernikahan, orang tua mempelai wanita akan membasuh kedua kaki calon pengantin dengan susu dan air. Tradisi tersebut dilakukan untuk membersihkan dan menyucikan kedua pasangan agar mereka lebih tenang menjalani hidup berdua. Kedua mempelai kemudian akan bergandengan tangan sambil membawa butiran beras, gandum dan daun hijau dalam genggaman kedua tangan sebagai simbol kemakmuran, kesehatan dan kebahagiaan dalam rumah tangga mereka. Indonesia dalam budaya Indonesia mungkin negara di Asia yang paling kaya, karena ada banyak tradisi pernikahan berbeda-beda dilakukan sesuai dengan adat suatu daerah masing-masing. Ada yang menggunakan adat Jawa, menginjak telur, memecahkan kendi, dan upacara siraman. Ada pula adat Sunda, seperti upacara pernikahan Nia Ramadhani dan Ardie Bakrie, adapula adat Minang Kabau, adat Madura, yang kalau dibahas satu per satu sebuah artikel saja tak akan pernah cukup. Nah sudah tahu eksotika benua tercinta kita bukan? Bangga dong dengan kekayaan dan keindahan yang dimiliki budaya timur ini.(Kpl/****)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar