.
JAKARTA - Eksistensi para ahli energi Indonesia dalam berbagai proyek pengelolaan industri energi dipertanyakan. Padahal, jika ahli Indonesia bisa diberdayakan, tentunya tidak perlu meminta bantuan pihak asing untuk pengembangan industri energi di Tanah Air. "Saya pikir, kapan ya yang namanya orang-orang pintar kita ini juga bisa? Enggak perlu panggil-panggil yang lain. Mesti ada modal, mesti ada investor, mesti ada orang pandai yang datang untuk mengetahui ini itu," ujar Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (31/5/2011). Menurut pengalaman mantan Presiden Kelima RI ini, para ahli Indonesia sulit sekali ditanyai soal penelitian bidang energi. Padahal, penelitian merupakan hal yang penting untuk mengetahui langkah pengembangan menuju kemandirian energi. "Penelitian ini sangat perlu. Apa yang mau didiversifikasi? Apa mau energi fosil terus?" katanya. Mega mencontohkan, Amerika Serikat (AS) tidak pernah membuka kesempatan bagi pihak asing untuk mengelola tambang atau sumber-sumber energinya. Megawati kembali mempertanyakan peran ahli energi dalam kemampuan mengembangkan industri energi di Tanah Air. "Dikatakan ahli nuklir ada tiga ribuan, mana? Itu kan ilmu yang luar biasa," katanya. Bahkan, ahli Indonesia belum banyak berperan di blok pengolahan minyak di Indonesia. "Saya dari dulu tuh ingin dengar di blok sana itu, totally dipegang oleh orang pintar dan ahli-ahli Indonesia. Eh kok enggak dengar-dengar juga. Apa ya yang jadi kendala?" kata Mega. Semoga informasi yang disajikan sejauh ini berlaku. Anda juga mungkin ingin mempertimbangkan hal berikut:
Megawati menyindir para ahli nuklir yang mengatakan Indonesia tetap bisa membangun pembangkit nuklir, meski terkenal rawan gempa. "Bisakah kita berpikir ala Indonesia, bahwa kita ini negara kepulauan, yang juga masuk ring of fire yang tidak stabil," tegasnya. Dia pun meminta Indonesia berkaca pada Jepang yang sedang dilanda kebocoran zat radioaktif di PLTN Fukushima, setelah gempa dahsyat mengguncang. "Mereka (ahli-red) bilang kuat tidak apa-apa, saya tertawa dalam hati. Kita ini menjadi manusia yang arogan. Itu sudah dibuktikan teknologi kenapa sampai ada kebocoran," terang Megawati. Megawati juga menanggapi pernyataan Dirjen Energi Terbarukan Kementrian ESDM, Luluk Sumiarso, yang mengklaim bahwa Indonesia memiliki sekir 3.000 ahli nuklir dengan profesor sebanyak 100 orang. Mendengar hal itu, dia mempertanyakan mengapa banyak sekali ahli nuklir sementara untuk pengeboran minyak Indonesia masih banyak mendatangkan ahli dari luar negeri. "Kalau otak orang Indonesia bisa menjadi ahli nuklir, kenapa nggak bisa kalau ahli yang lain-lainnya. Nuklir itu kan nukleus, urusan-urusan mikrolah yang sampai nggak berasa kalau nembus badan. Itu sudah ilmu paling canggih. Ini ilmu drilling aja nggak ada (ahli)," jelasnya. Megawati juga mengkritisi anggaran penelitian yang rendah dalam APBN. Menurutnya, nama megah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tidak semegah anggaran yang mengucur ke 'rumah' para peneliti itu. "Tolong DPR digebrak-gebrak soal dana penelitan ini. Negara menjadi besar menjadi kuat karena bangsanya kuat," pungkasnya.
(ade)
Megawati menyindir para ahli nuklir yang mengatakan Indonesia tetap bisa membangun pembangkit nuklir, meski terkenal rawan gempa. "Bisakah kita berpikir ala Indonesia, bahwa kita ini negara kepulauan, yang juga masuk ring of fire yang tidak stabil," tegasnya. Dia pun meminta Indonesia berkaca pada Jepang yang sedang dilanda kebocoran zat radioaktif di PLTN Fukushima, setelah gempa dahsyat mengguncang. "Mereka (ahli-red) bilang kuat tidak apa-apa, saya tertawa dalam hati. Kita ini menjadi manusia yang arogan. Itu sudah dibuktikan teknologi kenapa sampai ada kebocoran," terang Megawati. Megawati juga menanggapi pernyataan Dirjen Energi Terbarukan Kementrian ESDM, Luluk Sumiarso, yang mengklaim bahwa Indonesia memiliki sekir 3.000 ahli nuklir dengan profesor sebanyak 100 orang. Mendengar hal itu, dia mempertanyakan mengapa banyak sekali ahli nuklir sementara untuk pengeboran minyak Indonesia masih banyak mendatangkan ahli dari luar negeri. "Kalau otak orang Indonesia bisa menjadi ahli nuklir, kenapa nggak bisa kalau ahli yang lain-lainnya. Nuklir itu kan nukleus, urusan-urusan mikrolah yang sampai nggak berasa kalau nembus badan. Itu sudah ilmu paling canggih. Ini ilmu drilling aja nggak ada (ahli)," jelasnya. Megawati juga mengkritisi anggaran penelitian yang rendah dalam APBN. Menurutnya, nama megah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tidak semegah anggaran yang mengucur ke 'rumah' para peneliti itu. "Tolong DPR digebrak-gebrak soal dana penelitan ini. Negara menjadi besar menjadi kuat karena bangsanya kuat," pungkasnya.
(ade)
bahwa Anda dapat memasukkan ke dalam tindakan, maka dengan segala cara, melakukannya. Anda tidak akan benar-benar dapat memperoleh manfaat dari pengetahuan baru Anda jika Anda tidak menggunakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar