SEBAGIAN pasangan ingin menunda rencana memiliki keturunan karena banyak argumentasi. Jika Anda dan suami termasuk salah satu di antaranya, sangat penting untuk mengetahui kebenaran di balik sejumlah mitos kontrasepsi yang beredar selama ini. Pernyataan 1: Anda bisa hamil jika bercinta selama masa menstruasi, meski menggunakan kontrasepsi atau pun tidak. Pernyataan tersebut adalah fakta. Sesungguhnya, ovulasi (proses ketika telur dilepaskan dari ovarium) dapat terjadi di waktu kapan saja dalam sebulan, jelas Vanessa Cullins M.D wakil presiden urusan medis di Planned Parenthood Federation of America. Apalagi, sperma dapat hidup di dalam tubuh Anda sampai jangka waktu enam hari. Itu berarti, sperma dan ovum dapat bertemu di saat Anda tidak menduganya sama sekali. Pernyataan 2: Jika Anda terserang flu perut ketika mengonsumsi pil kontrasepsi, Anda harus menggunakan metode kontrasepsi cadangan. Pernyataan ini adalah fakta. Ketika perut Anda terasa aneh dan tidak enak, pil kontrasepsi Anda kemungkinan besar tidak bekerja seperti seharusnya, ujar Jeffrey Jensen M.D profesor kebidanan dan ginekologi di Oregon Health & Science University. Pasalnya, pil kontrasepsi sebagian besar diserap melalui sistem pencernaan. Jika Anda muntah dan diare, proses penyerapan tersebut tidak akan berjalan sempurna. Gunakan metode kontrasepsi cadangan ketika Anda berhubungan seks dalam jangka waktu satu minggu, selama mengalami gangguan pencernaan tersebut. Sometimes the most important aspects of a subject are not immediately obvious. Keep reading to get the complete picture.
Pernyataan 3: Jika masa menstruasi Anda terlambat setelah menggunakan kontrasepsi darurat, Anda pasti hamil. Pernyatan tersebut hanya mitos. Jika Anda terlambat datang bulan setelah menggunakan kontrasepsi darurat (kontrasepsi yang digunakan setelah berhubungan seks, seperti ''morning-after pill'' dan intrauterine device atau IUD), tidak perlu buru-buru panik. Sebab, Anda belum tentu hamil. Sebaiknya, tes urin menggunakan alat pengetes kehamilan. Pendarahan yang tidak teratur (lebih awal atau terlambat), dapat menjadi efek samping dari penggunaan kontrasepsi darurat. Jika Anda tidak sedang mengandung, siklus menstruasi seharusnya kembali normal pada bulan berikutnya. Pernyataan 4: Pil kontrasepsi menyebabkan lebih sedikit rambut di tubuh. Pernyataan ini adalah fakta. Rambut atau bulu di tubuh tumbuh akibat hormon testosteron yang diproduksinya. Nah, pil kontrasepsi mengandung hormon yang menekan ovarium--bagian tubuh perempuan yang menjadi tempat produksi testosteron. Kondisi ini, jelas Cullins, mengurangi kadar testosteron di dalam tubuh, sehingga berakibat para berkurangnya rambut atau bulu di tubuh. Pernyataan 5: Intrauterine device (IUD) dapat meningkatkan risiko gangguan radang panggul. Pernyataan tersebut cuma mitos yang berasal dari tahun 1980-an. Ketika itu, IUD yang belum cukup diuji, Dalkon Shield, ditarik dari pasaran karena bahaya yang ditimbulkannya, termasuk infeksi yang berujung pada kemandulan, jelas Jennifer Frost, Ph. D., peneliti senior di Guttmacher Institue. Akan tetapi, saat ini IUD termasuk dalam jajaran kontrasepsi teraman untuk digunakan. Namun, para pengguna IUD tetap harus menggunakan kondom untuk melindungi diri dari penyakit menular seksual. (MI/BEY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar