PROBOLINGGO - Gelap gulita terus menyelimuti kawasan terdampak abu vulkanik Gunung Bromo. Suasana semakin mencekam manakala Gunung Bromo mengeluarkan suara gemuruh pada malam hari. Upaya perbaikan jaringan listrik yang dilakukan PLN Probolinggo tak juga membuahkan hasil maksimal. Meski telah dilakukan perbaikan dengan membersihkan abu yang menempel pada isolator gardu travo, aliran listrik masih juga byar pet. Sehari nyala, dua hari mati. Sebagian desa malah waktu nyala listrik hanya hitungan jam. Selebihnya padam hingga dua hari kemudian. "Debu yang menempel pada kabel jaringan cukup tebal. Abu vulkanik ini juga membuat kabel listrik menjadi keropos dan mrotoli," kata Rustam, Manajer Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) Probolinggo, Jumat (31/12/2010). Menurutnya, upaya inovasi perbaikan dengan menutup isolator menggunakan ember (timba) tidak bisa bertahan maksimal. Timbunan abu vulkanik yang semakin tebal, menjadikan jaringan kabel tidak berfungsi. Kondisi ini semakin parah dengan banyaknya pohon atau dahan pohon tumbang yang mengenai jaringan kabel. If you don't have accurate details regarding mobil keluarga ideal terbaik indonesia, then you might make a bad choice on the subject. Don't let that happen: keep reading.
"Seharusnya, perbaikan ini menunggu kondisi Gunung Bromo normal dan tidak mengeluarkan debu. Tapi kami terus bekerja, memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. Meskipun pada akhirnya perbaikan itu tidak bisa berjalan maksimal dengan kondisi listrik menyala stabil," tandasnya. Dikatakan, kerja keras tim PLN ini hanya bisa bertahan sementara waktu. Paling lama sehari nyala, kemudian mati. Dua hari kemudian baru bisa menyala kembali. "Kami tidak bisa menjamin, listrik akan menyala langgeng. Debu tebal yang menempel pada jaringan menjadi penyebab utamanya," kata Rustam. Untuk meringankan beban masyarakat terdampak, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim memberikan bantuan genset pada desa terdampak. Bantuan tersebut secara simbolis diserahkan Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin kepada Kepala Desa Ngadirejo, Kembar Sanyoto. "Ada 39 desa yang akan menerima bantuan genset. Tahap awal sudah dibagikan 20 genset," kata Siswanto, Kepala BPBD Jatim. Menurutnya, genset tersebut hanya bersifat untuk kebutuhan darurat. Pemasangan genset hanya bisa untuk menerangi masing-masing balai desa dan sebagian jalan umum. Diharapkan, dengan adanya sedikit lampu penerangan tersebut akan mengurangi kecemasan warga di malam hari. "Setidaknya masyarakat lebih merasa tenang dengan adanya bantuan genset yang bisa menerangi sebagian jalan umum. Kecemasan warga juga bisa berkurang," ujar Siswanto.(Arie Yoenianto/Koran SI/ram)
"Seharusnya, perbaikan ini menunggu kondisi Gunung Bromo normal dan tidak mengeluarkan debu. Tapi kami terus bekerja, memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. Meskipun pada akhirnya perbaikan itu tidak bisa berjalan maksimal dengan kondisi listrik menyala stabil," tandasnya. Dikatakan, kerja keras tim PLN ini hanya bisa bertahan sementara waktu. Paling lama sehari nyala, kemudian mati. Dua hari kemudian baru bisa menyala kembali. "Kami tidak bisa menjamin, listrik akan menyala langgeng. Debu tebal yang menempel pada jaringan menjadi penyebab utamanya," kata Rustam. Untuk meringankan beban masyarakat terdampak, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim memberikan bantuan genset pada desa terdampak. Bantuan tersebut secara simbolis diserahkan Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin kepada Kepala Desa Ngadirejo, Kembar Sanyoto. "Ada 39 desa yang akan menerima bantuan genset. Tahap awal sudah dibagikan 20 genset," kata Siswanto, Kepala BPBD Jatim. Menurutnya, genset tersebut hanya bersifat untuk kebutuhan darurat. Pemasangan genset hanya bisa untuk menerangi masing-masing balai desa dan sebagian jalan umum. Diharapkan, dengan adanya sedikit lampu penerangan tersebut akan mengurangi kecemasan warga di malam hari. "Setidaknya masyarakat lebih merasa tenang dengan adanya bantuan genset yang bisa menerangi sebagian jalan umum. Kecemasan warga juga bisa berkurang," ujar Siswanto.(Arie Yoenianto/Koran SI/ram)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar